Langsung ke konten utama

Postingan

Rindu Itu Ajaib

Rindu itu ajaib Menyulap hati menjadi kepingan-kepingan rasa Kadang tawa Kadang lupa Dan terkadang duka Tawa, sesaat kau mengingat bagaimana indahnya bersama Lupa, terkadang rindu membuatmu lupa akan segalanya Duka, ketika kau tahu rindu itu sangat menyiksa Nanti, ketika kita berjumpa Aku yakin, Rindu itu ajaib #nganyambung :' D
Postingan terbaru

Hatred (Part I)

Bahkan jika kaumati, itu tak akan mengubah apa pun. *** Hari ke 1050. "Sesekali coba main keluar, Dit." Suara lembutnya membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum, kemudian menghabiskan sisa makanan yang ada di atas piringku. "Jadi orang itu harus gaul dikit," timpalnya lagi sambil menuangkan teh ke dalam cangkir mungil berwarna merah marun. "Kamu juga kan udah dewasa. 25 tahun itu udah cukup mateng buat nikah, lho." Kali ini aku bergeming. "Nanti juga kalo udah saatnya, aku nikah kok, Tante." Kujawab tanpa melihat ke arahnya. Detik itu juga aku bangkit dari kursi meja makan. Lalu berpamitan pada wanita cantik yang usianya hampir setengah abad itu. "Hati-hati, Dit. Jangan ngebut-ngebut!" Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecut. Kulangkahkan kaki menuju garasi mobil. Kaupikir kau ini siapa, hah? Bersambung ...

Little nightmare

Apakah ini mimpi? Setelah tiga tahun menghilang dan dinyatakan meninggal, kini dia ada di hadapanku, dengan senyumannya yang khas. Untuk beberapa detik, mataku tak berkedip. Kugosok-gosok mataku yang tidak gatal. Dia masih ada di hadapanku. Ini bukan mimpi! Yakinku dalam hati. Tak ada yang banyak berubah darinya. Hanya rambut yang sedikit lebih panjang. Wajahnya tampak pucat, kontras sekali dengan bajunya yang berwarna merah muda. Tapi tak heran, sejak dulu kulitnya memang putih. Ah, Ami. Kau masih seperti dulu. Sepertinya aku mulai jatuh cinta lagi padamu. Kami berdua duduk di bangku taman. Tempat yang paling bersejarah bagi kami. "Apa kabar, Za?" sapa Ami, membuyarkan lamunanku. "E-eh, baik, Mi. Kamu ke mana aja selama ini? Bu-bukannya kamu ..." Tak berani kuteruskan, aku takut melukai hatinya. Dia hanya tersenyum, manis, seperti dulu. "Kamu sendiri apa kabar, Mi?" tanyaku sambil menggenggam tangannya yang mungil. Tangannya dingin sekali. &qu

Trust

Entah apa lagi yang harus aku lakukan, semua terasa berat. Jujur saja, aku tak bisa lagi menahannya. Tentang penyakit dan rasa takut yang tak hentinya merasuk ke pikiran ini. Lelah, aku sangat ingin tidur. Aku ingin sembuh. aku ingin merasakan kedamaian, ketenangan, tanpa harus bertarung melawan penyakit dan rasa takut yang terus menghantui. Sungguh jika tanpa Dia, mungkin aku sudah tak ada lagi di dunia ini, karena  nafsu yang setiap saat tak henti-hentinya menyuruhku untuk bunuh diri. *** Hari itu, hari ketika aku sudah benar-benar putus asa. Tak ada lagi semangat. Lelah, sangat lelah. Aku ingin menyerah. Dan hampir saja aku melakukannya, melakukan hal yang sangat Dia benci. Tapi, dengan kasih sayangNya aku masih bisa hidup sampai saat ini. Aaaah, sungguh aku sangat zalim terhadap diriku sendiri. Tak seharusnya penyakit  ini melalaikan dan membunuh semangatku. Ternyata selama ini aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri, padahal aku mempunyai Dia yang Maha kuat. Dia yang akan se

Messages

E-mail ke 125 To : Tuan Cokelat Subject : - Apa kabar, Tuan Cokelat? Sudah hampir setengah tahun kita tak bersua. Sedang apa kau di sana? Emmm. Mungkin kau terlalu sibuk dengan urusanmu. Aku masih setia menunggu cerita-cerita menarikmu. Aku mohon balas pesanku. E-mail ke 126 Hai, Tuan Cokelat. Hari ini sungguh melelahkan, aku harus memindahkan barang-barang yang sudah tak terpakai. Ibu juga menyuruhku untuk mengganti rak buku yang sudah penuh digerogoti rayap. Sedang apa kau, Tuan Cokelat? E-mail ke 130 Ke mana kau sebenarnya, Tuan Cokelat? Aku sungguh sangat merindukanmu. Aku tak tahu bagaimana keadaanmu. Jika kau membaca pesan ini, balaslah. Meski hanya sepatah kata pun. Aku rindu. Sent Tingtung 130 new messages Ladycandy

Kunti Ngesot

PARADE HOROR KOMEDI Judul : Kunti Ngesot Oleh : Aslan Yakuza dan Ayu Anisa Agislam Kunti Larasati adalah salah satu penghuni Makam Ketjeh yang paling modis dan gaul. Segala apapun yang dikenakan tak pernah ketinggalan zaman alias selalu up to date. Rambutnya direbonding dan dicat warna pirang. Selain itu, dia sangat mengidolakan Selena Gomez. Sampai-sampai dia mengubah nama belakangnya menjadi Kunti Gomez. Biar nge-hits, katanya. Tak ayal lagi, Kunti Gomez menjadi sangat terkenal di seantero Makam Ketjeh. Suatu hari, Oom Pong ayah Kunti Gomez-nama asli Gendengrupong, tapi orang-orang sering memanggilnya Oom Pong. Selain itu dia juga menjabat sebagai ketua RT Makam Ketjeh-membelikan Kunti Gomez sebuah Iphone keluaran terbaru. Dia sangat senang dengan hadiah yang dibelikan ayahnya, sampai-sampai Ipone itu tak pernah lepas darinya. Segala macam jejaring sosial pun didaftarinya. Dan hampir setiap saat selalu meng-update atau meng-upload foto selfienya. *** Hari ini Nyai Lampir ke

Dalam Gelap

Malam ini aku tidur sendiri. Teman sekamar kostku pulang ke rumahnya siang tadi. Kulirik jam dinding, tepat pukul setengah sebelas. Rasa kantuk pun sudah tak tertahan, tapi tugas-tugas kuliah ini tak bisa ditinggalkan. Hawa dingin menusuk kulit, padahal jendela dan pintu kamar sudah tertutup. Aku merasa ada yang memperhatikanku, tapi tak ada siapa-siapa lagi di kamar ini. Tiba-tiba lampu kamar mati. Anehnya, laptop yang sedang kupakai pun ikut mati. Tak bisa dielakkan, aku takut. Hujan yang deras dengan suasana gelap semakin terasa mencekam. Lalu kucari handphone yang tadi tergeletak di dekat buku-buku kuliah, namun tak ada. Kuraba benda-benda di sekitar laptop. Deg ... Aku menyentuh sesuatu yang asing, seperti jari manusia. Jantungku semakin berdetak cepat. Ini tangan, batinku ketakutan. Beberapa detik kemudian lampu menyala. Kulihat sosok wanita berpakaian putih dengan wajah menyeramkan tersenyum menyeringai, sorot matanya tajam menatapku. Aku berteriak sekencang-kencangnya. Wa